31 Oktober 2008

SLEEPING CHILD

....Oh my sleeping child..
....the world so wild...
....but you build your own paradise....
....that what reason why I'll cover you sleeping child....

Tentu lagu ini sudah tidak asing lagi bagi kita, yang di bawakan pencipta lagu sekaligus penyanyi nya, Michael Learn To Rock. Banyak dari kita membawakan lagu ini dengan expresi yang tidak mencermin kan makna dari lagu ini yang saya pikir sangat mendalam pesan yang disampaikan dalam lagu tesebut, yang kira-kira mempunyai makna sebagai berikut:

" Oh anakku yang tertidur, kehidupan ini keras dan buas nak, tetapi dengan mimpi yang kau buat dalam tidur mu, kamu tak menyaksikannya, itu sebabnya rasanya ingin menjagamu terus tertidur agar tak kau lihat buas dan ganasnya kehidupan ini nak."

Itu sebabnya kita pernah diingatkan oleh khalifah keempat pengganti Nabi Muhammad yaitu Ali Karramallahu wajhah yang menuturkan " Didiklah anak kalian suatu keadaan pendidikan dimana mereka akan hidup di zaman yang sama sekali berbeda dengan kehidupan kalian"

Saya kira sang pencipta lagu bukan sedang berkhayal/ bermimpi pada saat membuat syairnya, memang kehidupan dunia saat ini sangat keras, peperangan, pertikaian antar sesama manusia terjadi di mana-mana, kejahatan, banyak nya pengangguran, bahaya kelaparan sudah tidak asing lagi, bahkan menjadi tontonan kita setiap hari di televisi.

Nak, aku seorang ayahmu yang hidup pada masa yang serba sulit pada kau terlahir di dunia ini, krisis ekonomi yang melanda di negeri ini pada saat kau di dalam kandungan ibumu, sekitar 10 tahun yang lalu, mungkin kau akan menangis jika kelak kau membaca catatan harian ayah mu, bagaimana sulit nya kehidupan pada saat itu.

Ayah berharap, Nak, pandai-pandailah engkau menata hidupmu kelak, jangan takut..selagi ayah dan ibumu masih diberi kesempatan oleh ALLAH SWT untuk menemanimu, kami akan terus membimbingmu hingga engkau menjadi dewasa dan berguna bagi Nusa dan Bangsa serta Agama, Amin. Ayah berharap, jangan sampai kau terjerumus pada lingkungan-lingkungan yang akan menyesatkanmu, jauhi narkoba & obat-obat terlarang, karena inilah yang sesungguhnya racun dunia.....It's wild world, Boys!



15 Oktober 2008

AYAH JUGA LUPA

Dengar, Nak, Ayah mengatakan ini pada saat kau terbaring tidur, sebelah tangan kecil merayap di bawah pipimu dan rambutmu. Ayah menyelinap masuk seorang diri ke kamarmu. Baru beberapa menit yang lalu, ketika Ayah sedang membaca koran di ruang perpustakaan, satu sapuan sesal yang amat dalam menerpa. Dengan perasaan bersalah Ayah datang masuk menghampiri pembaringanmu.

Ada hal-hal yang Ayah pikirkan,Nak, Ayah selama ini bersikap kasar kepadamu, ayah membentakmu ketika kau sedang berpakaian hendak pergi ke sekolah, karena kau cuma menyeka sekilas wajahmu dengan handuk, lalu Ayah melihat kau tidak membersihkan sepatumu. Ayah berteriak marah tatkala kau melempar beberapa barangmu ke lantai.


Saat makan pagi Ayah juga menemukan kesalahan, kau meludahkan makananmu,kau telan terburu buru makananmu, kau letakkan sikumu di atas meja. Kau mengoleskan mentega terlalu tebal di rotimu. Dan begitu kau baru mulai bermain dan Ayah berangkat mengejar kereta api, kau berpaling dan melambaikan tangan sambil berseru,"Selamat Jalan Ayah!" dan Ayah mengerutkan dahi, lalu menjawab ;"Tegakkan Bahumu!"


Kemudian semua itu berulang lagi pada sore hari, begitu Ayah muncul dari jalan Ayah segera mengamatimu dengan cermat, memandang hingga lutut, memandangmu yang sedang bermain kelereng. Ada lubang pada kaus kakimu. Ayah menghinamu di depan teman-temanmu, lalu menggiringmu untuk pulang ke rumah. Kaus kaki mahal- dan kalau kau yang harus membelinya, kau akan lebih berhati-hati! Bayangkan itu Nak, itu keluar dari pikiran seorang Ayah!.

Apakah kau ingat, ketika Ayah sedang membaca di ruang perpustakaan, bagimana kau datang dengan perasaan takut, dengan rasa terluka dalam sorotan matamu? Ketika Ayah terus membaca koran, tidak sabar karena gangguanmu, kau jadi ragu-ragu di depan pintu,"Kau Mau Apa?" Semprot Ayah.


Kau tidak berkata sepatahpun, melainkan berdiri dan melintas dan melompat ke arah Ayah, kau melemparkan tanganmu melingkari leherku dan mecium Ayah, tangan-tanganmu yang kecil semakin erat memeluk dengan hangat, kehangatan yang telah Tuhan tetapkan untuk mekar di hatimu dan yang bahkan pengabaian sekalipun tidak akan mampu melemahkannya, dan kemudian kau pergi bergegas menaiki tangga.


Nah, Nak, sesaat setelah itu koran jatuh dari tangan Ayah, dan rasa takut yang menyakitkan menerpa Ayah...Kebiasaan apa yang sudah Ayah lakukan? Kebiasaan dalam menemukan kesalahan, dalam mencerca...ini adalah hadiah Ayah untukmu sebagai seorang anak laki -laki. Bukan artinya Ayah tidak mencintaimu, Ayah lakukan ini karena terlalu berharap banyak dari masa muda. Ayah sedang mengukurmu dengan kayu pengukur dari tahun-taahun ayah sendiri.


Dan sebenarnya begitu banyak hal yang baik dan benar dalam sifatmu. Hati mungil milikmu sama besarnya dengan fajar yang memayungi bukit-bukit yang luas. semua ini kau tunjukkan dengan sifat spontanmu saat kau menghambur masuk dan mencium ayah sambil mengucapkan selamat tidur. Tidak ada masalah lagi malam ini Nak, Ayah sudah datang ke tepi pembaringanmu dalam kegelapan, dan Ayah sudah berlutut disana dengan rasa malu!


Ini adalah sebuah rasa tobat yang lemah, Ayah tahu kau tidak akan mengerti hal-hal seperti ini kalau Ayah sampaikan padamu saat ayah terjaga, tetapi esok hari Ayah akan menjadi Ayah sejati, Ayah akan bersahabat karib denganmu, dan ikut menderita kalau kau menderita, dan tertawa bila kau tertawa. ayah akan menggigit lidah Ayah kalau kata-kata tidak sabar keluar dari mulut Ayah. Ayah akan tetap mengucapkan kata-kata ini seolah-olah sebuah ritual;"Dia cuma seorang anak kecil....anak lelaki kecil!"


Ayah khawatir sudah membayangkanmu sebagai seorang lelaki. Namun, saat Ayah memandangmu sekarang,Nak, meringkuk berbaring dan letih dalam tempat tidurmu, ayah lihat bahwa kau masih seorang bayi. Kemarin kau masih dalam gendongan ibumu, kepalamu berada di bahu ibumu, Ayah sudah minta terlalu banyak...sungguh terlalu banyak...


Ini adalah tulisan-tulisan kecil dari W. Livingstone Larned, yang ditulis cepat dengan perasaan tulus, menggugah hati begitu banyak pembaca sehingga menjadi tulisan cetak ulang yang abadi dan disukai sejak pertama kali munculnya..


Dengan memasukkan tulisan tersebut ke dalam postingan ini, saya berharap dapat lebih menggugah perasaan saya pribadi dengan secara seksama menulis kata demi kata sehingga bisa memaknai setiap kalimat..bagaimana dengan Anda?



13 Oktober 2008

Indahnya kata "MAAF"




"Seorang yang berjiwa besar akan memperlihatkan kebesarannya dari cara dia memperlakukan orang kecil" ujar Carlyle.

Bob Hoover, seorang pilot penguji terkenal yang sering tampil dalam pertunjukan udara kembali pulang ke rumah nya di Los Angeles dari sebuah pertunjukan udara di San diego. Seperti dijelaskan dalam majalah Flight Operations, pada ketinggian 300 kaki di atas udara, kedua mesinnya mendadak berhenti. dengan manuver yang sangat terampil, dia berhasil mendaratkan pesawatnya dengan selamat, namun pesawat tersebut rusak parah meski tak seorangpun yang cedera.

Tindakan Hoover yang pertama setelah pendaratan itu adalah memeriksa bahan bakar pesawat. Persis yang dia curigai, pesawat baling-baling perang dunia II yang telah diterbangkannya itu diberi bahan bakar untuk jet, bukan bensin.

Begitu kembali ke bandara, dia minta bertemu dengan mekanik yang telah merawat pesawatnya. Lelaki muda itu sakit karena rasa takut akan kesalahannya. Air mata bercucuran mengalir dari wajahnya begitu Hoover mendekat. Dia baru saja hampir menyebabkan sebuah pesawat yang sangat mahal itu hancur dan nyaris menyebabkan 3 nyawa melayang.
Bisa dibayangkan kemarahan Hoover pada saat itu, semua kita pasti berharap caci maki yang keluar dari lidah sang pilot tersebut atas kecerobohan seorang mekanik. Tetapi Hoover tidak memarahi mekanik itu, bahkan dia tidak mengkritiknya, sebaliknya dia memeluk bahu sang mekanik dan berkata, " Saya yakin anda tidak pernah melakukannya lagi, saya ingin anda merawat F-51 saya besok".
Seringkali kita tergoda untuk menyalahkan/mengkritik orang lain, tanpa kita membaca dulu jalan pikiran orang tersebut, dan tanpa kita tahu mengapa mereka berbuat hal spt yang mungkin tidak kita inginkan.
Akhir-akhir ini yang membuat kita agak sedikit gundah, banyaknya pengamat-pengamat ekonomi yang sering bermunculan di media-media dalam mensikapi dampak krisis ekonomi global yang sedang menimpa hampir di seluruh negara. Kebijakan2 ekonomi pemerintah mulai dikritisi...kita kagum dengan ide2 cemerlang para pengamat2 tersebut, cuma alangkah baiknya tidak dipublikasikan, minta waktu kepada tim2 ekonomi eksekutif maupun legislatif untuk duduk satu meja dan saling diskusi mencari penyelesaian masalah, tetapi hanya satu tujuan ...yaitu bisa keluar dari krisis ini. Jika para pengamat saling tuding di media, akan membuat pelaku ekonomi akan panik dan jika ini terjadi maka pengaruh nya sangat besar terhadap pelaku2 pasar yang akhirnya ramai2 memburu dollar, menjual rupiah, bursa saham domestik anjlok,sehingga kemungkinan akan terjadi lagi krisis yang berkelanjutan di negara kita ini dan akhirnya rakyatlah yang semakin menderita ..
NAUZUBILLAH MINZALIQ

25 September 2008

Semua Orang Menjual Diri

USAHA SENDIRI "KAYA TIDAK TERBATAS, TETAPI BISA BANGKRUT DAN MISKIN.
BEKERJA PADA ORANG LAIN "KAYA NYA TERTAKAR, TETAPI TIDAK BISA MISKIN ATAU BANGKRUT"
Sejak kecil, manusia harus berinteraksi dengan manusia lainnya. Dalam setiap interaksi tersebut, manusia membuka dirinya agar dikenal oleh orang lain, jika tidak, maka dia akan terkucil dan mengalami kesulitan. Mulai dari memperkenalkan namanya, asal usul nya, sampai mungkin meng"iklankan" keahliannya. Dan proses itu terus menerus berulang sampai dewasa.
Ternyata, sadar atau tidak sadar, setiap dari kita harus "menjual" diri kepada orang lain. Kian banyak dikenal orang lain, semakin mudah menjalani kehidupan, begitulah rumus sederhananya, dikenal dalam arti positif. jangan heran kalau sekarang bentuk kartu nama, baleho-baleho, papan reklame dibuat/ di desain sedemikian rupa sehingga mempunyai daya tarik tersendiri, tujuannya hanya satu : " Menjual diri, perusahaannya atau organisasinya. Jadi apapun profesi anda....ternyata anda seorang sales.
Tuhan menciptakan mahlukNya dengan ciri khas masing2, demikian pula menciptakan manusia. Setiap manusia mempunyai kelebihan2 dan kekurangan2 yang berbeda-beda, oleh karena itu tidak mungkin ada manusia yang hanya memiliki kekurangan atau sebaliknya hanya memiliki kelebihan.
Tidak percaya diri, minder, tidak pandai berkomunikasi, perasaan2 seperti ini lah yang menghantui hidupku pada saat memulai menjadi sales di Jakarta. bagaimana tidak? Pada waktu itu aku berpikir bahwa aku hanyalah orang daerah, komunikasi gaul dikalangan usaha belum fasih, mendatangi calon2 customer yang kantornya serba Wah!...dsb..dsb. Dan biasanya setelah keluar dari kantor2 mereka, aku seakan menyesali diri, mengapa pada saat ketemu dengan orang tsb aku tadi begini dan begitu? rasa2 nya ada aja yang salah, baik itu dari komunikasi, penampilan,maupun sikap. hari2 pertama memang aku merasa minder. Fenomena tersebut membuat aku berpikir keras, bagaimana mengubah sikap minder tersebut menjadi sikap juara.
Ternyata banyak juga orang yang punya sifat minder, karena merasa tidak cantik, tidak tampan. Seperti sudah disampaikan sebelumnya bahwa setiap manusia mempunyai kelebihan dan kekurangan.....JADILAH DIRI SENDIRI....
Tanpa bermaksud mendiskreditkan orang lain, ini hanya agar para sales yang minder agar segera bertobat dan mengubah sikapnya menjadi percaya diri. Banyak orang jelek yang sukses besar, banyak orang yang cacat ternyata jauh lebih sukses dari orang yang normal. Kenapa? Karena mereka percaya diri dengan meningkatkan hal yang spesial di dalam dirinya.
Lihatlah sosok Oprah Winfrey, secara fisik dia kurang menarik dibanding Madonna, Brithney Spears, Jennifer Lopez. masa kecilnya pun sarat dengan penderitaan, sangat miskin dan bahkan pernah diperkosa oleh saudaranya sendiri. namun justru penderitaannya itu membutnya menjadi wanita yang tangguh, lihat sekarang Oprah adalah wanita terkaya di Amerika, dan wanita yang paling berpengaruh disana lewat acara Talk Show nya, bahkan capres dari Partai Demokrat AS yaitu Barrack Obama memakai Oprah sebagai Jurkam nya....LUAR BIASA!!
Kita alihkan perhatian kepada pembawa acara lain di Indonesia, mungkin kita sepakat bahwa seorang Tukul Arwana adalah orang yang tidak menarik, baik dari fisik maupun penampilan, tetapi justru kekurangan nya itulah yang sesungguh nya merupakan kelebihan yang dimilikinya. Coba perhatikan ketika tukul membawa acara, dia tidak dalam kapasitas ber akting, dia tampil apa adanya, bahkan untuk di lecehkan pun pada saat acara berlangsung dia malah happy aja, justru itu lah yang merupakan kekuatannya..Nah sekarang Tukul termasuk pembawa acara yang paling sukses di indonesia...LUAR BIASA...

10 September 2008

Keluarga & Masa Depan Anak2 Terpenting bagiku

Rumah ku, Surga ku....
Keluarga adalah tempat aku mencurahkan seluruh kasih sayang, aku selalu merasakan kedamaian di rumah, aku selalu rindu akan keluarga ku di setiap kali hendak berpergian, dan selalu berdoa agar kembali ke rumah dengan selamat, dapat bertemu kembali dengan keluarga tercinta.
Dengan dikaruniai 2 orang putera, aku cukup bahagia walaupun belum dikaruniai seorang anak perempuan. Seperti nya memang agak susah untuk kami mendapatkan anak perempuan, hal ini karena pola makan aku yang tidak mau makan ikan dan kurang mengkonsumsi sayur-sayuran, dan ini hanya menurut ahli kesehatan, walaupun kita sama2 tahu bahwa ini semuanya Kekuasaan Allah SWT. Pernah aku mengajukan usulan kepada sang Istri agar mau mengadopsi anak perempuan, kebetulan pada saat itu baru saja terjadi gempa Tsunami di Aceh, cuma tidak ditanggapi nya karena permintaan ku adalah untuk mengadopsi Cut Keke, Cut Tari, Cut Mini he...he...he.....bercanda, makanya jangan terlalu serius donk baca blog ini......
Dalam hal pendidikan anak-anak,
aku serahkan kepada Istri yang mengurus nya, apa yang menurutnya baik, baik juga bagiku, karena secara full time dia lah yang mengamati perkembangan anak-anak, baik fisik maupun mental.....selain kegiatan sekolah dan kursus, aku beri juga porsi olah raga, kebetulan mereka hoby bermain Badminton.. makanya secara rutin 3X seminggu mereka dilatih oleh seorang pelatih. hal ini kami lakukan dalam rangka kesehatan, supaya tidak jenuh dengan pelajaran-pelajaran di sekolah, dan juga dalam rangka persiapan mereka di masa depan, sehingga punya pilihan-pilihan hidup, ya minimal ada Plan A dan Plan B nya, dan nanti jika memungkinkan & kalau ada spare waktu mereka juga akan dikursuskan musik. Begitulah kami menjalani bahtera kehidupan rumah tangga, membesarkan dan mempersiapkan anak-anak untuk pencapaian masa depan agar berguna bagi Bangsa serta Agama...Amien...

09 September 2008

Jadi Pengusaha......Siapa Takut?

Orang-orang terdekatku, keluarga, masih meragukan niat ku untuk membuka suatu usaha..."keturunan kita bukan keturunan pegusaha/pedagang, kakek mu seorang birokrat, begitu juga dengan papa mu, jadi pengusaha itu tidak gampang, penuh persaingan,kamu tidak punya bakat, dsb....dsb...."
Begitulah pandangan - pandangan keluarga, terutama Mamah yang sudah biasa dengan kehidupannya, bersuamikan seorang birokrat/PNS dan merasa hidup tenang, punya jaminan pensiun di hari tua.
Perlahan-lahan kucoba meyakinkan....aku mundur ke masa lalu... Mah, ingat nggak kalau mamah dulu pernah menyuruh aku untuk jual Es sepulang sekolah? Dan ingat nggak kalau dulu di saat kuliah aku sambil menjual majalah di kampus? Bukan kah ini merupakan Tempaan, pembelajaran, untuk aku melangkah ke depan? Dan Alhamdulillah Ibu ku meridhoi keinginan ku itu....... Bagaimanapun setiap aku melangkah, harus mendapat ridho dari orang tua...trus bagaimana dengan istri ku? pada prinsip nya dia ikut apa yang menjadi keinginan sang nahkoda, yang Insya Allah perahu ini akan di bawa ke sebuah pulau, yang bernama pulau harapan, pulau kebahagiaan untuk masa depan kami.
Berbekal pengalaman demi pengalaman, baik pada masa di Pontianak dulu dan sudah malang melintang merasakan keras nya kehidupan di Jakarta akhirnya kubulatkan tekadku untuk terjun di dunia swasta.
Kemauan ada, tekad sudah bulat, rencana bisnis sudah disiapkan, cuma ... kendala utama yang belum ada....yaitu MODAL. Maka prinsip yang berlaku pada saat itu adalah BODOL: Berani, Optimis, Duit Orang Lain. Kucoba meyakinkan teman-teman tentang rencana bisnis tersebut, yang kebetulan mereka sudah kenal dekat dengan aku pada waktu kuliah, dan kebetulan juga mereka masing-masing sudah ada kesibukan/ kerjaan tetap, sehingga mereka hanya setor modal, dengan segala aturan main yang transparan. Kelompok kami waktu itu ada 4 orang, masing-masing setor modal awal Rp 5 juta, sedangkan aku hanya setor sebuah benda bergerak yaitu sepeda motor (kenang-kenangan hasil kerja ku di Jakarta) sebagai barang inventaris kantor dan kugunakan dalam mobilitas untuk kerja.
April 2000, sebuah perusahaan terbentuk, dan Badan Usaha nya bernama CV Manggala, main- bisnis nya bergerak di bidang suplier & contractor for water threatment, Market nya kebanyakan sebagai pemasok kebutuhan-kebutuhan dari PDAM & Kontraktor2 air bersih. Suatu jenis usaha yang pada saat itu masih langka di Pontianak, ada pemain-pemain besar/lama, yang biasanya mereka berupa toko dan cukup terkenal di kota ini, dari sini lah aku melihat peluang untuk merebut pasar yang selama ini mereka kuasai, karena sudah terkenal sejak dulu, mereka hanya bersifat menunggu pembeli yang datang. Kondisi ini berbanding terbalik dengan prinsip JEMPUT BOLA yang aku jalani. Kita lebih mengutamakan pelayanan kepada customer dan kadang-kadang juga memberi advise sebelum mereka menentukan barang apa atau sistem kegiatan apa yang akan digunakan, sebelum menentukan kontrak kerja dengan kami..Dan cara kerja seperti ini terus kami pertahankan, karena bagaimanapun CUSTOMER ADALAH RAJA.......
Banyak pendapat yang menyatakan bahwa bisnisman/ menjadi pengusaha adalah bakat...ya... bakat yang diwariskan orang tua, karena orang tua jadi pengusaha misalnya. Aku kurang setuju dengan pendapat seperti ini, Kita terlahir ke dunia ini sebenarnya sudah menjalani suatu proses persaingan yang luar biasa, bayangkan... kita bisa terlahir dengan telah mengalahkan sekitar 150 juta sperma yang sebenarnya punya kesempatan yang sama untuk menjadi manusia, ...dan kita lah pemenang nya...bukan kah menjadi bisnisman dan pengusaha penuh dengan persaingan???.....
Pada saat bayi, jiwa salesman kita sudah terbentuk, kita berhasil mencuri perhatian orang tua kita dengan hanya MENANGIS.....ya...hanya itu lah yang kita punya pada saat bayi...pada saat lapar sang bayi hanya menangis, orang tua kita sudah tau apa yang harus mereka lakukan, dan dengan kita tertawa.....kita sanggup membuat orang-orang sekeliling kita juga ikut bahagia. Nah dengan hanya menangis dan tertawa saja kita sudah berhasil menjual, apalagi setelah dewasa yang mana kita sudah dibekali pendidikan dan pengalaman serta kemampuan berfikir, artinya ilmu dagang kita sebenarnya sudah terbentuk sejak lahir. Artinya semua manusia sebenarnya punya bakat jadi pengusaha....
Nah, yang menjadi masalah ketika kita menginjak usia kanak-kanak, lingkungan serta pendidikan mulai mempengaruhi kehidupan, dengan menggiring kita semakin jauh dari dunia enterpreneurship. Kebanyakan anak-anak ditanya jika kelak besar mau jadi apa? banyak mereka mengatakan: mau jadi Insinyur, jadi dokter, jadi pilot, dsb, dan si orang tua tersenyum bangga dengan apa yang menjadi cita-cita anak-anaknya. Jarang sekali jawaban yang keluar dari mulut anak-anak tersebut misal : Mau jadi pemilik real estate, mau jadi pemilik rumah sakit, mau jadi pemilik maskapai penerbangan, dsb. Kurikulum di sekolah juga secara tidak langsung menggiring kita menjadi orang yang konsumtif, tidak sebagai produsen. misal dalam pelajaran membaca kelas 1 SD,..ada kalimat2...."Ibu membeli roti"...."Adik dibelikan boneka"....disini kelihatan sekali bahwa tanpa kita sadari bahwa pola konsumtif sudah mulai digiring kepada kita. Coba saja kalimat itu di balik, misal....."Ibu menjual roti"...."Adik membuat boneka-bonekaan untuk dijual"....disini secara tidak langsung kita sudah menggiring anak-anak untuk kreatif dan punya jiwa bisnis...(Bersambung)

08 September 2008

Diriku dan Masa Lalu II


January 1996, setelah wisuda, aku mencoba adu nasib di Jakarta. Dengan gelar Engineer yang aku sandang, aku berfikir bahwa job yang akan aku geluti tidak jauh dari dunia konstruksi, developer dll yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang aku miliki,Teknik Sipil.
Harapan tinggal lah harapan, karena persaingan yang begitu ketat, akhir nya aku menerima tawaran kerja dari sahabat paman ku, sebagai sales engineer, sebuah perusahaan distributor plat baja lapis seng (galvanis), yang mana pangsa pasar nya adalah Kontraktor Mekanikal-Elektrikal, pabrik kulkas,karoseri mobil, dll.

Menjadi Sales sebenarnya merupakan suatu pekerjaan yang sudah tidak asing bagiku, cuma yang jadi masalah, pada saat itu aku kurang Percaya Diri aja. Aku merasa bahwa aku hanya orang kampung, sementara orang yang harus/ akan kutemui adalah orang perkotaan, perkantoran yang sudah jelas dari dari sudut pandang manapun pasti lebih dari aku..
Setelah 2 minggu bekerja aku mulai merasa betah kerja disana, karena kemana-mana menggunakan sepeda motor,aku cepat sekali hafal dengan jalan-jalan di Ibukota. Perlahan-lahan aku mulai tampil Percaya Diri dalam setiap ketemu relasi. Hal yang selalu aku cam kan dalam hati adalah bahwa "orang-orang yang akan aku temui juga makan nasi,sama seperti aku",

Hari demi hari berganti, aku merasa disinilah, di kantor ini, tumpuan masa depanku aku gantungkan, karena dari penghasilan cukup menjanjikan... selain mendapat fasilitas gaji, juga komisi yang tentu menggiurkan, apalagi jaringan pemasaranku sudah lumayan dan rutin order, sehingga aku tinggal memperluas jaringan & maintance customer2 yang sudah ada.


3 Agustus 1997, aku melangsungkan pernikahan dengan seorang gadis dari Ketapang yang mana sudah 4 tahun menjalin hubungan. Karena kami akan hidup & berumah tangga di Jakarta, maka Istri yang ku cintai merelakan untuk berhenti bekerja di sebuah Bank swasta di Ketapang.


13 Mei 1998, ketika hendak pergi ketemu relasi, begitu mau melewati jalan Daan Mogot, betapa kaget nya aku melihat jalan sudah macet total dan di depan sana (Kampus Trisakti) terlihat kobaran api yang begitu dahsyat..ya..ya...disinilah Tragedi Mei berawal..Tanpa pikir panjang aku kembali, memutar kan motor ku ke arah pulang ke rumah, seketika itu juga aku teringat akan istri ku yang sendirian & sedang mengandung anak pertama kami...
Sesampai di rumah, aku ceritakan tentang apa yang terjadi, dan kami hanya menonton berita2 di Televisi. Hari pertama kerusuhan di wilayah Jakarta Barat sampai Tangerang, kebetulan kantor kami terletak di Jl.Tubagus Angke, tidak begitu jauh dengan Kampus Trisakti. Keesokan pagi nya, aku mencoba menghubungi Bos, & alangkah kaget nya aku mendapat kabar bahwa kantor kami juga di bakar oleh masa, termasuk 3 unit Truk, & 3 unit sepeda motor karyawan lain..sementara masih menurut Bos bahwa para karyawan menyelamatkan diri dengan naik lantai atas ruko melompat ke ruko lain bak seperti Ninja....Alhamdulillah ...selamat semua, dalam benak ku, aku juga akan seperti mereka jika aku tadi nya kembali lagi ke kantor. kemudian Bos menyuruh kami stand bye aja di rumah sambil lihat perkembangan, yang udah jelas kami belum bisa ngantor seperti biasa. Ternyata Kerusuhan tersebut meluas ke seluruh Jakarta, bahkan dekat rumah kami pun, kantor Produksi Rekaman Aquarius di Jl arteri Pondok Indah tak luput dari amuk masa...bingung...bingung.. dan bingung...What Should I do???


Setelah kerusuhan Mei, seperti kita ketahui, harga barang melonjak naik, mata uang dollar sempat tembus sampai Rp 15.000/ dollar,pengangguran meraja lela, aku terbebani dengan tanggung jawab ku, menagih customer2 yang masih hutang ke kantor, karena tidak mampu membayar, perlahan demi perlahan akhirnya mereka bisa membayar walaupun dengan cara mengangsur.


Bertahan dalam kondisi krisis, itulah yang hanya bisa aku lakukan, yang tadi nya aku berfikir bahwa Jakarta lah masa depanku, seakan-akan kandas, aku tidak mungkin bertahan hidup dengan hanya mengandalkan gaji saja, karena penjualan/ omset betul-betul merosot/terjun bebas. Aku hanya berusaha bagaimanapun susu & makanan anakku harus tetap tersedia dan continue. Pernah suatu hari di akhir bulan, ketika aku hendak berangkat ke kantor, aku tertatap wajah sang istri yang kelihatan sangat iba, hups.... aku baru teringat bahwa dia sudah kehabisan uang, ku rogoh dompetku....akh.... ternyata hanya ada Rp 10.000,- tentu nya aku juga butuh untuk bekal, akhir nya aku tinggalkan Rp 5000,- saja, untuk sekedar sarapan, karena di siang harinya aku akan pulang dan sudah membawa uang, kebetulan hari itu gajian.
Setelah mejalani perenungan dan minta petunjuk Kepada Allah SWT dengan Shalat Istiqarah selama 2 minggu akhirnya pada suatu pagi di januari tahun 2000, seperti nya petunjuk Allah datang kepadaku, dengan mantap, pagi itu juga aku mengajukan pengunduran diri ke pimpinan perusahaan dan akan memulai kehidupan baru di Pontianak...( Pulang Kampung nih yeeeee)...Tetapi 1 hal yang memang sudah terpatri dalam diriku bahwa di Pontianak aku akan berwiraswasta, bukan sebagai karyawa lagi. Selama 4 Tahun bekerja di Jakarta aku pikir sudah cukuplah dalam pembukaan wawasan.