31 Oktober 2008

SLEEPING CHILD

....Oh my sleeping child..
....the world so wild...
....but you build your own paradise....
....that what reason why I'll cover you sleeping child....

Tentu lagu ini sudah tidak asing lagi bagi kita, yang di bawakan pencipta lagu sekaligus penyanyi nya, Michael Learn To Rock. Banyak dari kita membawakan lagu ini dengan expresi yang tidak mencermin kan makna dari lagu ini yang saya pikir sangat mendalam pesan yang disampaikan dalam lagu tesebut, yang kira-kira mempunyai makna sebagai berikut:

" Oh anakku yang tertidur, kehidupan ini keras dan buas nak, tetapi dengan mimpi yang kau buat dalam tidur mu, kamu tak menyaksikannya, itu sebabnya rasanya ingin menjagamu terus tertidur agar tak kau lihat buas dan ganasnya kehidupan ini nak."

Itu sebabnya kita pernah diingatkan oleh khalifah keempat pengganti Nabi Muhammad yaitu Ali Karramallahu wajhah yang menuturkan " Didiklah anak kalian suatu keadaan pendidikan dimana mereka akan hidup di zaman yang sama sekali berbeda dengan kehidupan kalian"

Saya kira sang pencipta lagu bukan sedang berkhayal/ bermimpi pada saat membuat syairnya, memang kehidupan dunia saat ini sangat keras, peperangan, pertikaian antar sesama manusia terjadi di mana-mana, kejahatan, banyak nya pengangguran, bahaya kelaparan sudah tidak asing lagi, bahkan menjadi tontonan kita setiap hari di televisi.

Nak, aku seorang ayahmu yang hidup pada masa yang serba sulit pada kau terlahir di dunia ini, krisis ekonomi yang melanda di negeri ini pada saat kau di dalam kandungan ibumu, sekitar 10 tahun yang lalu, mungkin kau akan menangis jika kelak kau membaca catatan harian ayah mu, bagaimana sulit nya kehidupan pada saat itu.

Ayah berharap, Nak, pandai-pandailah engkau menata hidupmu kelak, jangan takut..selagi ayah dan ibumu masih diberi kesempatan oleh ALLAH SWT untuk menemanimu, kami akan terus membimbingmu hingga engkau menjadi dewasa dan berguna bagi Nusa dan Bangsa serta Agama, Amin. Ayah berharap, jangan sampai kau terjerumus pada lingkungan-lingkungan yang akan menyesatkanmu, jauhi narkoba & obat-obat terlarang, karena inilah yang sesungguhnya racun dunia.....It's wild world, Boys!



15 Oktober 2008

AYAH JUGA LUPA

Dengar, Nak, Ayah mengatakan ini pada saat kau terbaring tidur, sebelah tangan kecil merayap di bawah pipimu dan rambutmu. Ayah menyelinap masuk seorang diri ke kamarmu. Baru beberapa menit yang lalu, ketika Ayah sedang membaca koran di ruang perpustakaan, satu sapuan sesal yang amat dalam menerpa. Dengan perasaan bersalah Ayah datang masuk menghampiri pembaringanmu.

Ada hal-hal yang Ayah pikirkan,Nak, Ayah selama ini bersikap kasar kepadamu, ayah membentakmu ketika kau sedang berpakaian hendak pergi ke sekolah, karena kau cuma menyeka sekilas wajahmu dengan handuk, lalu Ayah melihat kau tidak membersihkan sepatumu. Ayah berteriak marah tatkala kau melempar beberapa barangmu ke lantai.


Saat makan pagi Ayah juga menemukan kesalahan, kau meludahkan makananmu,kau telan terburu buru makananmu, kau letakkan sikumu di atas meja. Kau mengoleskan mentega terlalu tebal di rotimu. Dan begitu kau baru mulai bermain dan Ayah berangkat mengejar kereta api, kau berpaling dan melambaikan tangan sambil berseru,"Selamat Jalan Ayah!" dan Ayah mengerutkan dahi, lalu menjawab ;"Tegakkan Bahumu!"


Kemudian semua itu berulang lagi pada sore hari, begitu Ayah muncul dari jalan Ayah segera mengamatimu dengan cermat, memandang hingga lutut, memandangmu yang sedang bermain kelereng. Ada lubang pada kaus kakimu. Ayah menghinamu di depan teman-temanmu, lalu menggiringmu untuk pulang ke rumah. Kaus kaki mahal- dan kalau kau yang harus membelinya, kau akan lebih berhati-hati! Bayangkan itu Nak, itu keluar dari pikiran seorang Ayah!.

Apakah kau ingat, ketika Ayah sedang membaca di ruang perpustakaan, bagimana kau datang dengan perasaan takut, dengan rasa terluka dalam sorotan matamu? Ketika Ayah terus membaca koran, tidak sabar karena gangguanmu, kau jadi ragu-ragu di depan pintu,"Kau Mau Apa?" Semprot Ayah.


Kau tidak berkata sepatahpun, melainkan berdiri dan melintas dan melompat ke arah Ayah, kau melemparkan tanganmu melingkari leherku dan mecium Ayah, tangan-tanganmu yang kecil semakin erat memeluk dengan hangat, kehangatan yang telah Tuhan tetapkan untuk mekar di hatimu dan yang bahkan pengabaian sekalipun tidak akan mampu melemahkannya, dan kemudian kau pergi bergegas menaiki tangga.


Nah, Nak, sesaat setelah itu koran jatuh dari tangan Ayah, dan rasa takut yang menyakitkan menerpa Ayah...Kebiasaan apa yang sudah Ayah lakukan? Kebiasaan dalam menemukan kesalahan, dalam mencerca...ini adalah hadiah Ayah untukmu sebagai seorang anak laki -laki. Bukan artinya Ayah tidak mencintaimu, Ayah lakukan ini karena terlalu berharap banyak dari masa muda. Ayah sedang mengukurmu dengan kayu pengukur dari tahun-taahun ayah sendiri.


Dan sebenarnya begitu banyak hal yang baik dan benar dalam sifatmu. Hati mungil milikmu sama besarnya dengan fajar yang memayungi bukit-bukit yang luas. semua ini kau tunjukkan dengan sifat spontanmu saat kau menghambur masuk dan mencium ayah sambil mengucapkan selamat tidur. Tidak ada masalah lagi malam ini Nak, Ayah sudah datang ke tepi pembaringanmu dalam kegelapan, dan Ayah sudah berlutut disana dengan rasa malu!


Ini adalah sebuah rasa tobat yang lemah, Ayah tahu kau tidak akan mengerti hal-hal seperti ini kalau Ayah sampaikan padamu saat ayah terjaga, tetapi esok hari Ayah akan menjadi Ayah sejati, Ayah akan bersahabat karib denganmu, dan ikut menderita kalau kau menderita, dan tertawa bila kau tertawa. ayah akan menggigit lidah Ayah kalau kata-kata tidak sabar keluar dari mulut Ayah. Ayah akan tetap mengucapkan kata-kata ini seolah-olah sebuah ritual;"Dia cuma seorang anak kecil....anak lelaki kecil!"


Ayah khawatir sudah membayangkanmu sebagai seorang lelaki. Namun, saat Ayah memandangmu sekarang,Nak, meringkuk berbaring dan letih dalam tempat tidurmu, ayah lihat bahwa kau masih seorang bayi. Kemarin kau masih dalam gendongan ibumu, kepalamu berada di bahu ibumu, Ayah sudah minta terlalu banyak...sungguh terlalu banyak...


Ini adalah tulisan-tulisan kecil dari W. Livingstone Larned, yang ditulis cepat dengan perasaan tulus, menggugah hati begitu banyak pembaca sehingga menjadi tulisan cetak ulang yang abadi dan disukai sejak pertama kali munculnya..


Dengan memasukkan tulisan tersebut ke dalam postingan ini, saya berharap dapat lebih menggugah perasaan saya pribadi dengan secara seksama menulis kata demi kata sehingga bisa memaknai setiap kalimat..bagaimana dengan Anda?



13 Oktober 2008

Indahnya kata "MAAF"




"Seorang yang berjiwa besar akan memperlihatkan kebesarannya dari cara dia memperlakukan orang kecil" ujar Carlyle.

Bob Hoover, seorang pilot penguji terkenal yang sering tampil dalam pertunjukan udara kembali pulang ke rumah nya di Los Angeles dari sebuah pertunjukan udara di San diego. Seperti dijelaskan dalam majalah Flight Operations, pada ketinggian 300 kaki di atas udara, kedua mesinnya mendadak berhenti. dengan manuver yang sangat terampil, dia berhasil mendaratkan pesawatnya dengan selamat, namun pesawat tersebut rusak parah meski tak seorangpun yang cedera.

Tindakan Hoover yang pertama setelah pendaratan itu adalah memeriksa bahan bakar pesawat. Persis yang dia curigai, pesawat baling-baling perang dunia II yang telah diterbangkannya itu diberi bahan bakar untuk jet, bukan bensin.

Begitu kembali ke bandara, dia minta bertemu dengan mekanik yang telah merawat pesawatnya. Lelaki muda itu sakit karena rasa takut akan kesalahannya. Air mata bercucuran mengalir dari wajahnya begitu Hoover mendekat. Dia baru saja hampir menyebabkan sebuah pesawat yang sangat mahal itu hancur dan nyaris menyebabkan 3 nyawa melayang.
Bisa dibayangkan kemarahan Hoover pada saat itu, semua kita pasti berharap caci maki yang keluar dari lidah sang pilot tersebut atas kecerobohan seorang mekanik. Tetapi Hoover tidak memarahi mekanik itu, bahkan dia tidak mengkritiknya, sebaliknya dia memeluk bahu sang mekanik dan berkata, " Saya yakin anda tidak pernah melakukannya lagi, saya ingin anda merawat F-51 saya besok".
Seringkali kita tergoda untuk menyalahkan/mengkritik orang lain, tanpa kita membaca dulu jalan pikiran orang tersebut, dan tanpa kita tahu mengapa mereka berbuat hal spt yang mungkin tidak kita inginkan.
Akhir-akhir ini yang membuat kita agak sedikit gundah, banyaknya pengamat-pengamat ekonomi yang sering bermunculan di media-media dalam mensikapi dampak krisis ekonomi global yang sedang menimpa hampir di seluruh negara. Kebijakan2 ekonomi pemerintah mulai dikritisi...kita kagum dengan ide2 cemerlang para pengamat2 tersebut, cuma alangkah baiknya tidak dipublikasikan, minta waktu kepada tim2 ekonomi eksekutif maupun legislatif untuk duduk satu meja dan saling diskusi mencari penyelesaian masalah, tetapi hanya satu tujuan ...yaitu bisa keluar dari krisis ini. Jika para pengamat saling tuding di media, akan membuat pelaku ekonomi akan panik dan jika ini terjadi maka pengaruh nya sangat besar terhadap pelaku2 pasar yang akhirnya ramai2 memburu dollar, menjual rupiah, bursa saham domestik anjlok,sehingga kemungkinan akan terjadi lagi krisis yang berkelanjutan di negara kita ini dan akhirnya rakyatlah yang semakin menderita ..
NAUZUBILLAH MINZALIQ