08 September 2008

Diriku dan Masa Lalu II


January 1996, setelah wisuda, aku mencoba adu nasib di Jakarta. Dengan gelar Engineer yang aku sandang, aku berfikir bahwa job yang akan aku geluti tidak jauh dari dunia konstruksi, developer dll yang berhubungan dengan disiplin ilmu yang aku miliki,Teknik Sipil.
Harapan tinggal lah harapan, karena persaingan yang begitu ketat, akhir nya aku menerima tawaran kerja dari sahabat paman ku, sebagai sales engineer, sebuah perusahaan distributor plat baja lapis seng (galvanis), yang mana pangsa pasar nya adalah Kontraktor Mekanikal-Elektrikal, pabrik kulkas,karoseri mobil, dll.

Menjadi Sales sebenarnya merupakan suatu pekerjaan yang sudah tidak asing bagiku, cuma yang jadi masalah, pada saat itu aku kurang Percaya Diri aja. Aku merasa bahwa aku hanya orang kampung, sementara orang yang harus/ akan kutemui adalah orang perkotaan, perkantoran yang sudah jelas dari dari sudut pandang manapun pasti lebih dari aku..
Setelah 2 minggu bekerja aku mulai merasa betah kerja disana, karena kemana-mana menggunakan sepeda motor,aku cepat sekali hafal dengan jalan-jalan di Ibukota. Perlahan-lahan aku mulai tampil Percaya Diri dalam setiap ketemu relasi. Hal yang selalu aku cam kan dalam hati adalah bahwa "orang-orang yang akan aku temui juga makan nasi,sama seperti aku",

Hari demi hari berganti, aku merasa disinilah, di kantor ini, tumpuan masa depanku aku gantungkan, karena dari penghasilan cukup menjanjikan... selain mendapat fasilitas gaji, juga komisi yang tentu menggiurkan, apalagi jaringan pemasaranku sudah lumayan dan rutin order, sehingga aku tinggal memperluas jaringan & maintance customer2 yang sudah ada.


3 Agustus 1997, aku melangsungkan pernikahan dengan seorang gadis dari Ketapang yang mana sudah 4 tahun menjalin hubungan. Karena kami akan hidup & berumah tangga di Jakarta, maka Istri yang ku cintai merelakan untuk berhenti bekerja di sebuah Bank swasta di Ketapang.


13 Mei 1998, ketika hendak pergi ketemu relasi, begitu mau melewati jalan Daan Mogot, betapa kaget nya aku melihat jalan sudah macet total dan di depan sana (Kampus Trisakti) terlihat kobaran api yang begitu dahsyat..ya..ya...disinilah Tragedi Mei berawal..Tanpa pikir panjang aku kembali, memutar kan motor ku ke arah pulang ke rumah, seketika itu juga aku teringat akan istri ku yang sendirian & sedang mengandung anak pertama kami...
Sesampai di rumah, aku ceritakan tentang apa yang terjadi, dan kami hanya menonton berita2 di Televisi. Hari pertama kerusuhan di wilayah Jakarta Barat sampai Tangerang, kebetulan kantor kami terletak di Jl.Tubagus Angke, tidak begitu jauh dengan Kampus Trisakti. Keesokan pagi nya, aku mencoba menghubungi Bos, & alangkah kaget nya aku mendapat kabar bahwa kantor kami juga di bakar oleh masa, termasuk 3 unit Truk, & 3 unit sepeda motor karyawan lain..sementara masih menurut Bos bahwa para karyawan menyelamatkan diri dengan naik lantai atas ruko melompat ke ruko lain bak seperti Ninja....Alhamdulillah ...selamat semua, dalam benak ku, aku juga akan seperti mereka jika aku tadi nya kembali lagi ke kantor. kemudian Bos menyuruh kami stand bye aja di rumah sambil lihat perkembangan, yang udah jelas kami belum bisa ngantor seperti biasa. Ternyata Kerusuhan tersebut meluas ke seluruh Jakarta, bahkan dekat rumah kami pun, kantor Produksi Rekaman Aquarius di Jl arteri Pondok Indah tak luput dari amuk masa...bingung...bingung.. dan bingung...What Should I do???


Setelah kerusuhan Mei, seperti kita ketahui, harga barang melonjak naik, mata uang dollar sempat tembus sampai Rp 15.000/ dollar,pengangguran meraja lela, aku terbebani dengan tanggung jawab ku, menagih customer2 yang masih hutang ke kantor, karena tidak mampu membayar, perlahan demi perlahan akhirnya mereka bisa membayar walaupun dengan cara mengangsur.


Bertahan dalam kondisi krisis, itulah yang hanya bisa aku lakukan, yang tadi nya aku berfikir bahwa Jakarta lah masa depanku, seakan-akan kandas, aku tidak mungkin bertahan hidup dengan hanya mengandalkan gaji saja, karena penjualan/ omset betul-betul merosot/terjun bebas. Aku hanya berusaha bagaimanapun susu & makanan anakku harus tetap tersedia dan continue. Pernah suatu hari di akhir bulan, ketika aku hendak berangkat ke kantor, aku tertatap wajah sang istri yang kelihatan sangat iba, hups.... aku baru teringat bahwa dia sudah kehabisan uang, ku rogoh dompetku....akh.... ternyata hanya ada Rp 10.000,- tentu nya aku juga butuh untuk bekal, akhir nya aku tinggalkan Rp 5000,- saja, untuk sekedar sarapan, karena di siang harinya aku akan pulang dan sudah membawa uang, kebetulan hari itu gajian.
Setelah mejalani perenungan dan minta petunjuk Kepada Allah SWT dengan Shalat Istiqarah selama 2 minggu akhirnya pada suatu pagi di januari tahun 2000, seperti nya petunjuk Allah datang kepadaku, dengan mantap, pagi itu juga aku mengajukan pengunduran diri ke pimpinan perusahaan dan akan memulai kehidupan baru di Pontianak...( Pulang Kampung nih yeeeee)...Tetapi 1 hal yang memang sudah terpatri dalam diriku bahwa di Pontianak aku akan berwiraswasta, bukan sebagai karyawa lagi. Selama 4 Tahun bekerja di Jakarta aku pikir sudah cukuplah dalam pembukaan wawasan.

6 komentar:

BANG IID mengatakan...

Wah, malang melintang juga nih kawan satu 'ni. Mudah-mudahan tempaan masa lalu akan menjadikan seorang entrepreuner sejati yang kukuh, handal, dan comfortable.....
Profiaciat!

Anonim mengatakan...

Keberuntungan tidak bisa didapat hanya dengan menginginkannya saja. Tapi hati yang bahagia melahirkan keberuntungan. Nasib sial tidak dapat dihindarkan. Tetapi mengurangi pikiran buruk akan menjauhkan bencana.

dedy iswadi mengatakan...

Wah, ternyata bang dedy ini saksi sejarah juga waktu kerusuhan Mei 1998. Tapi, ndak ikut-ikutan 'kan?????????

lieza-c@ntiq mengatakan...

Kog bs sama ya crt balik kampongnya? Luar biasa...! Subhanallah, dpt isteri yg selalu mendukung imamnya, she's the best in your life!hampir aja aq meneteskan air mata....jd kayak buka album hidup aq sdri...Teruskan perjuanganmu Bang!!Semoga Allah SWT merestui setiap langkah perjuangan abang....I hope so!

ci_6161 mengatakan...

SAATNYA YANG MUDA BERKARYA...
ternyata banyak ya yang pake moto begituan.
semangat mas....semoga bisa!!!
aku dukung dengan doa ya ^_^

lam kenal from Gee

Dee_cK mengatakan...

in fact.. kesuksesan seorang suami tdk trlepas dr keberadaan istri,who can denying of it, sakinah mawaddah warahmah